08 Januari 2009

Buldock; Kelinci Avatar

Sepasang matanya bening. Siapapun bisa melihat dirinya di matanya. Mulutnya tidak pernah berhenti bergerak, memakan apa saja yang dijulurkan ke mulutnya. Di dahinya ada semacam garis, seperti panah milik Avatar. Tangan yang membelai kepalanya membuat diam, tak berkutik, dia seperti menikmati belaian itu. Kami memberi nama kelinci itu Buldock.

Tahun baru 2009 telah datang. Malam yang penuh kembang api telah berlalu. Tapi di langit sana muncul cita-cita baru yang harus dicapai tahun ini. Atau mungkin kita sedang menghitung resolusi-resolusi yang harus dikerjakan tahun ini. Aku belum ke salon, baju sudah kusam, aku harus dapat pacar; itu ada anak ibu kosku.

Sudahlah. Penanggalan baru telah tergantung di dinding atau duduk manis di meja kerja. Ada rencana bahwa kelinci-kelinci yang kami pelihara akan dikurangi. Terlalu banyak, sedangkan kandangnya sempit. Pengurangan jumlah kelinci itu apakah dengan cara dijual atau dikasih ke tetangga. Yang jelas kelinci-kelinci akan berkurang jumlahnya. Sebab, ini berdasarkan asumsi perhewanan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, salah satu dari kelinci akan hamil lagi. Jika sudah hamil, maka akan melahirkan. Kehamilan tahun lalu telah melahirkan 8 anak kelinci. Bagaimana jika lahir lagi. Itulah yang jadi soal dan akan kita jawab di bangku ujian. Hehe…

Ah Buldock, warnanya hitam kemerah-merahan. Kemungkinan menjualnya kecil. salah satu alasannya karena dia beda dengan lainnya. Apalagi, Buldock sendiri memiliki pembeda. Sangat sayang jika harus hilang dari hadapan kami. Wah, untuk mengurangi angka kelinci milik kami akan terjadi debat. Yang manakah layak dikorbankan? Apapun keputusan nanti, ada satu orang yang mamiliki suara penuh meskipun masih kecil. Di tangannyalah semua akan ditentukan. Dialah ponakan terakhir; Syifa. Umurnya baru 7 tahun. Kelas dua SD yang semester ini mendapat juara dua di kelasnya.

Ke manakah arah tahun 2009 ini? Mama Lauren malalui penerawangannya berbicara soal masa depan dunia entertaimen. Siapa artis, grup band bakal berjaya? Akan terjadi apa? Siapa presiden kita 2009? Banyak sekali yang diterawang. Mama, siapakah calon pendampingku? Bagaimana karirku di 2009? Ah, tak usah Mama jawab aku punya pertanyaan, bukan tidak percaya dengan ramal meramal, tetapi aku punya prinsip kalau aku harus berbuat yang terbaik untuk hari-hari ku. (sok looooo….)

Wah salah satu tontonan yang tidak dilewatkan adalah The Golden Way by Mario Teguh. “Salam Super untuk sahabat di seluruh Indonesia”.

Jika ada kesempatan, channel TV tak kan ke mana-mana. Menontonnya terasa berbeda. Panca indra tiba-tiba aktif. Mata tak berkedip menatap kotak boks warna hitam, telinga dipasang sedemikian rupa agar bisa menangkap jelas suara, kata yang keluar dari mulut sang motivator itu. Lain lagi dengan otak yang sinyalnya tiba-tiba begitu peka, memaknai tiap kata yang terangkai. Kening kadang berkerut. Apa maksudnya? Kadang ada pembenaran, tapi juga terlalu klise, hiperbolis, jauh panggang dari api. Bukan maknanya, tetapi diksi yang disampaikan menjadi kurang membumi, tidak bisa tertangkap nalar umum. Tapi begitulah, bahasa menjadi ciri kelas sosial. Mungkin, ketika ada kata yang tidak terpahami, aku masuk dalam kelas ‘kambing congek.’

Tidak ada komentar: